Minggu, 06 Februari 2011

Suplemen # 1 : MEMBANGUN JEJARING ITU PENTING

(7 Suplemen di 11 Tahun PKPU ; Bersinergi & Mengabdi)

Pemancangan tiang PKPU menuju go internasional dengan mengangkat tagline Bersinergi & Mengabdi sangat relevan. Untuk memasuki kompleksitas masalah yang ada, PKPU tidak bisa bekerja sendirian, ia butuh teman, pendamping dan tentu saja jejaring. Tulisan ini bukan merupakan sebuah kebijakan resmi lembaga, namun sekedar sebuah penegas bahwa tagline Bersinergi & Mengabdi butuh operasionalisasi gagasan sehingga menjadi lebih membumi dan sampai pada lingkaran terluar organisasi dengan bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti.

Jejaring & Sinergi
Semangat PKPU membangun sinergi adalah semangat mulia, sesuai fitrah kemanusiaan yang melekat secara asasi pada kita secara personal maupun organisasi. Tanpa sinergi PKPU akan mengalami kendala dalam implementasi sejumlah aksinya. Tanpa sinergi pula, bisa jadi rintangan-rintangan yang datang tak mampu diubah jadi peluang. Dalam membangun sinergi, tentu kita tidak sendirian, kita butuh pihak lain yang kita sebut mitra.  Dalam bertemu dan bermusyarokah dengan mitra ini tentu saja tidak semudah mengelola urusan internal. Ada sejumlah perbedaan kepentingan kita dengan para mitra organisasi. Ini bukan soal bisa atau tidak bisa, tapi lebih pada bagaimana kita memerankan diri dengan baik sebagai sebuah refresentasi lembaga keumatan di tengah lingkaran sejumlah kepentingan.

Dalam perjalanannya, bermitra tidak cukup dengan satu atau dua lembaga. Kita membutuhkan puluhan, ratusan bahkan kalau perlu ribuan mitra untuk bersama-sama menuju tujuan strategis yang kita inginkan. Persoalan yang segera muncul dalam konteks ini tentu saja adalah bagaimana cara kita mengelola banyaknya mitra yang ada. Di sinilah perlunya kemampuan mengelola jejaring organisasi. Dengan kemampuan pengelolaan jejaring organisasi yang baik, sejumlah kesamaan akan segera diidentifukasi, diklasifikasi selanjutnya didekati dengan sejumlah metodologi yang berbeda-beda sesuai karakteristik masing-masing mitra. Dengan kemampuan ini, sejumlah kesulitan komunikasi dan koordinasi secara perlahan akan bisa terurai dengan baik.

Untuk sampai pada solusi membangun jejaring yang baik memang tidak seindah membuat sebuah lukisan. Diperlukan skill khusus dan pengalaman yang panjang dalam rentang organisasi. Hal ini tidak lain, karena membangun jejaring tidak semata-mata didominasi dengan kemampuan lobby maupun komunikasi, apalagi masalah teknis bahasa. Kemampuan pengelolaan jejaring justeru ada pada kolaborasi yang kuat pada kesabaran, keramahan, ketekunan dan kemauan untuk mendengar dan berbagi. Disinilah persoalan jejaring mulai terlihat kendalanya, menemukan kesamaan persepsi serta lebih jauh “kesamaan selera” adalah bukan hal mudah.  Karena persoalan jejaring pula bukan bermakna hubungan transaksional atau fungsional sesaat. Membangun jejaring berfokus pada memelihara dan memabangun hingga merawat sampai batas waktu tak hingga.

Sukses membangun jejaring tak bisa diukur dengan sejumlah transaksi jangka pendek. Suksesnya jejaring yang terawat justeru ada pada bagaimana kualitas hubungan kita secara organisasi dengan mitra-mitra kita. Bila terjadi perawatan yang baik terhadap jejaring organisasi kita, maka ukurannya harus dilihat juga pada kualitas kemitraan secara organisasi maupun secara individual. Tertinggi dalam menilai kualitas jejaring kita adalah mitra-mitra kita bukan lagi hanya jadi konsumen atau donor kita, tapi mereka berdiri menjadi advocate (pembela) kita di tengah-tengah hiruk pikuk kompleksitas hubungan yang ramai. Bila jejaring kita sampai kemudian berubah menjadi advocate, maka bersyukurlah kita, berarti sebagian misi kita memabngun jejaring terlihat hasilnya. 

Secara definisi, mengembangkan jejaring, menurut Dianne Darling dalam bukunya Networking for Career Success, adalah seni membangun dan mempertahankan hubungan yang saling menguntungkan. Ada tiga jenis manusia di dunia ini : mereka yang membuat sesuatu terjadi, mereka yang hanya memperhatikan sesuatu terjadi, dan mereka yang selalu khawatir terhadap apa yang terjadi. PKPU termasuk tipe yang mana ? Yang terbaik tentu saja mereka yang membuat sesuatu terjadi dan mengetahui orang lain yang bisa membuat segala sesuatu terjadi. Dengan berusaha mengenali pihak lain dan membiarkan mereka mengenal kita, maka kita memulai siklus jejaring.

Reputasi dan kepercayaan sangat penting dalam jejaring. Reputasi adalah pandangan orang lain terhadap kita. Ia ditentukan oleh kesan pertama. Reputasi dibangun agar orang lain mengenali kita - bilamana kita efektif, bilamana kita bekerja baik dengan orang lain, bilamana kita tulus, bilamana kita menghormati orang lain, dan sebagainya.

Menjadi orang yang handal (reliable) sangat penting untuk tumbuhnya kepercayaan. Kita bisa jadi akan menghancurkan reputasi sendiri jika bertindak tidak konsisten atau tidak bisa diduga.
Berikut beberapa kiat sukses dalam membangun jejaring :

1. Mulailah dengan cerdas
Kebanyakan orang membangun jejaring ketika membutuhkan sesuatu - sebuah arahan bisnis, karyawan, pekerjaan, mendanai pertumbuhan organisasi, atau kontribusi terhadap program yang sedang dibuat. Tetapi, bukan begitu seyogyanya dalam membangun jejaring. Sebab, hal semacam itu bersifat siklikal : dimulai dengan hal kecil, memberi dan menerima, dan dibangun atas keberhasilan jejaring kita. Yang paling penting, bangunlah kepercayaan.

Bagaimana memulainya ? Sebagian besar menyarankan untuk membuat daftar teman-teman, kolega kerja, anggota keluarga, dan berbagai kontak lainnya serta mulai melakukan kontak. Tapi, hal itu harus dibarengi pula dengan mulai berbicara dengan orang-orang yang sama sekali tidak dikenal. Ketika kita berkomunikasi dengan orang asing dan membuat hubungan, kita telah menyelesaikan satu langkah kunci di dalam membangun jejaring. Makin sering kita melakukannya, maka akan semakin percaya diri. Cobalah hal yang sama kepada orang lain yang sekadar kenal.

Susunlah rencana di dalam membangun setiap jejaring. Berikut adalah tiga langkah di dalam membuat rencana jejaring :
  • Tetapkan tujuan : Penting untuk mengetahui apa yang ingin diraih
  • Buatlah tujuan dengan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, and Timed)
  • Terbukalah terhadap peluang : Hati-hati, jangan sampai kita terlalu fokus terhadap tujuan, terlalu kaku dalam perencanaan, karena kita bisa kehilangan peluang. Bangunlah jejaring dengan strategi maupun secara tidak sengaja.
2. Kenali lebih jauh
Kita memiliki lebih banyak orang yang telah dikenal. Tetapi, pernahkah kita mengelompokkan mereka secara spesifik, misalnya jejaring alumni, jejaring bisnis, jejaring tetangga, dan seterusnya? Lalu, pernahkah kita membangun jejaring berdasarkan kesamaan hobi? Galilah informasi tentang jejaring itu lebih jauh. Juga dengan siapa saja kita merasa nyaman berbicara, dengan dengan siapa saja yang tidak?

Dalam menyusun data jejaring, ada tiga hal yang harus diperhatikan :
  1. Bersikap bijaklah di dalam tiga hal - politik, agama, dan gender. Berhati-hatilah berbicara tentang hal tersebut. Hindarkan upaya mengasingkan orang lain.
  2. Fokus pada kualitas, bukan kuantitas. Setiap orang umumnya mengenali 200-250 orang. Secara otomatis, terlalu jauh untuk mewujudkan jejaring melibatkan 10.000 orang. Sedikit sekali orang yang mampu membangun jejaring sebesar itu secara baik. Tapi, jika kita fokus pada hubungan yang baik, jejaring 200-250 orang itu lebih dari cukup.
  3. Peliharalah informasi jejaring agar tetap terorganisasi dengan baik dan paling mutakhir
3. Evaluasi kontak-kontak Anda
Sekarang identifikasi orang-orang dalam jejaring kita, telaah masing-masing mereka menurut bagaimana mereka bisa membantu dan kita membantu mereka. Banyak orang dalam hidup kita yang ada hanya karena kita menyukainya dan tanpa ada agenda spesifik. Yang lain adalah orang yang ingin membantu kita dalam kehidupan profesional maupun personal, dan sebaliknya, kita juga ingin membantu mereka.

Berikut adalah beberapa kriteria penilaian kontak-kontak yang dimiliki :
  1. Seberapa mudah orang tersebut dihubungi
  2. Akankah ia akan menelepon balik dengan segera (dalam 48 jam)? Bagaimana perasaan saya dibuatnya? Bersemangat? Loyo? Apakah saya bernilai? Apakah ia memperlakukan saya dengan hormat? Apakah saya nyaman berada di sekitarnya? Apakah yang saya peroleh darinya : umpan balik yang sangat berharga atau kritikan ?
  3. Apakah pengetahuan dan keahliannya berguna untuk saya?
  4. Apakah ia mau menyediakan waktu untuk saya?
  5. Apakah ia mempunyai akses terhadap orang lain yang bisa membantu saya?
  6. Apa yang dapat saya berikan kembali? Adakah seseorang yang bisa saya kenalkan dengannya? Apakah bisa saya ceritakan tentang organisasi atau kegiatan? Apa kompensasi yang diharapkan dari bantuan yang diberikannya? Uang tunai? Pengenalan? Advis? Referensi? Waktu?
Selanjutnya Anda perlu juga menelaah jejaring Anda secara umum :
  1. Siapa saja orang yang memiliki kekuatan membantu kita melalui jejaring?
  2. Apa yang dibutuhkan dari orang-orang ini? Apa yang diinginkan? Tahukah perbedaannya? Apakah kita telah menuliskannya?
  3. Apa cara terbaik mendekatinya? Siapa yang bisa mengenalkan kita dengannya?
  4. Seberapa berharga mereka buat kita? Apa yang mereka tawarkan?
  5. Seberapa bernilai kita buat mereka? Apa yang kita tawarkan?
Secara sederhana, kita harus menelaah peluang potensial. Di bawah ini adalah tiga cara mengelola orang dalam jejaring Anda, yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan nilai-nilai kita :
  1. Berpikirlah secara realistis tentang kualitas kontak kita : Sering sekali kita berpikir perlunya memiliki jejaring yang luas, meskipun hanya kenalan biasa. Fokus kepedulian terhadap hubungan yang strategic dan terbatas pada yang bagus saja lebih baik daripada orang dalam basis data yang besar namun tidak memberikan kontribusi positif.
  2. Lepaskan hubungan satu arah : Kita mengetahui siapa saja orang yang menghubungi kita kapan mereka merasa perlu saja. Terapkan batas toleransi terhadap orang-orang ini dan berapa lama orang ini perlu dipertahankan
(Tulisan ini sebagian  diinspirasi dari http://www.portalhr.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar