Kamis, 10 Februari 2011

11 Tahun PKPU ; Sinergi & Mengabdi

Perjalanan PKPU tak terasa kini sampai di usianya yang ke 11 tahun, tepatnya kemarin pada tanggal 11 Desember 2010. Di usia ini, tentu saja perjalanan yang telah di tempuh PKPU bukan perjalanan yang sebentar. Ada serangkaian peristiwa yang mengiringi perjalanan ini, baik peristiwa yang menyenangkan maupun peristiwa yang menyedihkan. 

Walaupun tidak ada tumpengan, atau seremonial acara untuk memperingati usianya yang ke-11 tahun ini, kita semua tentu saja sangat berkeinginan agar PKPU terus tumbuh dan berkembang lebih baik. Saat yang sama, kita juga berarap PKPU mampu memberikan dampak positif bagi anak bangsa, terutama dalam perbaikan kondisi sosial ekonomi masyarakat. 

Dalam moment memasuki usia sebelas tahun ini PKPU memberikan sebuah penanda atas perjalanan ini. Hal ini tidak lain sebagai sebuah moment penting terhadap sejarah perjalanan lembaga ini. Dalam moment ini PKPU mencanangkan tagline-nya di tahun kesebelas ini dengan dua kata singkat : “Sinergi dan Mengabdi”.

Kata “Sinergi” bila kita cermati, ternyata maknanya jauh lebih dalam dibandingkan kata “kerjasama”. Kata “Sinergi” juga bukan sebuah hal tiba-tiba secara selintas munculnya. Walau terkesan sederhana, menemukan esensi sinergi dalam makna perjalanan sebelas tahun PKPU bukanlah asal-asalan. Proses sinergi ini, yang diharapkan menjadi semacam ruh bagi bekal organisasi PKPU dalam memasuki dasa warsa kedua usia lembaganya.

Bila kita flashback melihat perjalanan PKPU, dulu kata kunci yang sering menginspirasi organisasi ini adalah kata “peduli”. Apapun moment dan kesempatan yang ada, kita secara terus menerus memaknai proses yang terjadi, baik internal maupun eksternal dengan kata “peduli’. Seiring perjalanan waktu, ternyata  peduli saja tidak cukup. Solusi atas sejumlah persoalan masyarakat dan juga keumatan serta bangsa tidak cukup dengan hanya membangun kepedulian. Masyarakat butuh lebih dari sekedar peduli. Sementara secara internal, dengan semakin luasnya jejaring serta rentang organisasi PKPU, kita juga membutuhkan satu kesatuan langkah dalam membantu proses pencarian solusi atas sejumlah persoalan yang terjadi. 

Salah satu contoh yang amat transparan adalah bila kita mencermati kasus aktivitas PKPU di Merapi. Di tengah amat minimnya publikasi (iklan atau promosi) yang PKPU lakukan, ternyata PKPU cukup leading di dalam penanganan kasus bencana erupsi Merapi. Bukan saja informasi yang demikian banyak masuk ke sejumlah media lokal maupun nasional, bahkan brand PKPU-pun dengan amat leluasa memenuhi sejumlah headline media nasional. Ini semua tanpa biaya, tanpa ada rekayasa media. Dari peristiwa ini, dapat kita jadikan sebuah pelajaran yang amat penting, bahwa ternyata hal itu tidak bisa tiba-tiba terjadi. Peristiwa tadi, tidak lain bermula dari kedekatan, yang selanjutnya melahirkan sinergi antara PKPU (dalam hal ini direpresentasikan oleh relawan kita di lapangan) dengan sejumlah pihak yang menjadi garda depan penanganan bencana seperti BMG, Badan Pusat kegunungapian, Kopasus, Brimob serta sejumlah elemen utama masyarakat yang ada di sekitar lokasi posko PKPU selama menangani kesulitan warga lereng Merapi. Kita menyadari tanpa adanya sinergi yang baik, sulit rasanya PKPU bisa menempati posisi tadi. 

Dari kasus di Merapi inilah, kita bisa berkaca dan sekaligus belajar banyak. Saat yang sama, kita juga bersyukur, bahwa momentum Merapi laksana momentum emas bagi PKPU sebagai sebuah organisasi.  Dengan peristiwa ini PKPU berkeyakinan bahwa Allah memang memberikan kesempatan pada organisasi ini untuk terus memperbaiki langkah dan meningkatkan apa yang telah ada selama ini. Dengan hikmah yang ada di Merapi pula, PKPU ke depan harus bisa bersinergi dengan sebanyak mungkin kalangan. Ini bukan saja akan membangun networking yang luas, namun lebih pada keinginan besar untuk bisa meningkatkan kemanfaatan bagi umat dan bangsa. Dengan bersinergi, sejumlah persoalan akibat adanya kekurangan dan keterbatasan bisa saling tertutupi. Dengan sinergi, beban persoalan umat akan lebih mudah dihadapi. 

Bagian kedua dari tagline PKPU di usianya yang kesebelas ini adalah kata : “mengabdi”. Kata ini walau amat sederhana, ternyata mengandung makna yang juga dalam. Kata “mengabdi” berasal kata dasar “abdi”, yang berarti “penghambaan”. Kata ini seakan inline dengan kata “sinergi” sebelumnya yang bermakna menyatukan kapasitas diri. Kata “mengabdi” juga menjadi sebuah kata kunci yang amat penting dalam membangun langkah sinergi. Tak akan mungkin seseorang atau sebuah lembaga berperan di tengah problema yang ada jika tanpa memiliki nilai dan dasar pengabdian. Mengabdi menjadi landasan dari seluruh rangkaian kerja-kerja yang dilakukan PKPU sesulit apapun. Dengan dasar pengabdian, akan memunculkan loyalitas dan cinta dalam melakukan apa saja kerja-kerja di lapangan dalam mencapai visi, misi serta tujuan lembaga.

Dengan dasar pengabdian, sinergi yang terus akan di dorong akan semakin kokoh dan kuat. Selain itu, sinergi yang didirikan di atas pondasi pengabdian akan melahirkan sikap yang tawadhu, tanpa saling menonjolkan diri atau merasa lebih hebat satu dengan yang lain. Dengan sinergi yang dilandasi pengabdian pula, ketahanan terhadap tekanan masalah yang muncul akan semakin tinggi. 

Kenapa juga kata mengabdi ini perlu kita tekankan, tidak lain dan tidak bukan untuk mengingatkan pada kita semua bahwa dengan dasar pengabdian yag tertanam kuat dalam diri masing-masing SDM yang ada di PKPU, kita akan mampu mengawal perkembangan dan pertumbuhan lembaga PKPU.

Perlu kita sadari bersama, bahwa pertumbuhan dan perkembangan PKPU kini amat luar biasa. Di banding di fase awal lembaga, yang hanya diisi beberapa orang saja, saat ini PKPU sudah memiliki lebih 400 orang karyawan. Di luar itu, lembaga ini juga ternyata memiliki lebih dari 2500 relawan yang tersebar dari Aceh hingga maluku. Belum lagi asset lembaga, kini yang terjadi bukan lagi sulit memiliki kendaraan, yang ada malah di kantor PKPU, kini sulit justeru untuk parkir. Ini menunjukan secara volume PKPU terus tumbuh.

Dalam perkembangannya, kita juga harus mulai berpikir panjang. Bahwa perkembangan Lembaga ini haruslah tetap seiring dengan perkembangan mentalitas serta nilai-nilai esensin yang ada di seluruh jajaran SDM-nya. Jangan sampai pertumbuhan lembaga yang terjadi, justeru mengubah kultur dan perilaku SDM yang ada di dalam organisasi PKPU. Jangan sampai pula secara internal PKPU malah mengalami perubahan orientasi dan tujuan esensi lembaga ini.

Dengan menyandingkan Sinergi-Mengabdi, kita semua ingin agar PKPU terus berkembang lebih baik dan mampu mewujudkan dua dimensi sekaligus. Dimensi keduniawi-an, dan dimensi akhirat. Dua-duanya kita akan jadikan sebagai landasan dari seluruh dinamika dan proses internal yang terjadi di PKPU. Akan percuma rasanya, bila kebesaran dan peningkatan PKPU justeru menjauhkan semangan pengabdian pada-Nya. PKPU lahir, besar dan akan terus meningkat besar dengan secara seimbang dan proporsional di tengah kesediaan untuk bersinergi dan berlandaskan semangat pengabdian.

Bila Sinergi-Mengabdi ini benar-benar mampu ter-implementasi dengan baik, bukan tidak mungkin keberkahan Allah dan sekaligus kemudahan dalam menjalani seluruh aktivitas di PKPU akan terwujud. Dengan seimbangnya dua hal tadi, mudah-mudahan pula segala rintangan dan kesulitan justeru menjadi tantangan untuk dilewati. 

Dengan kekuataan penghambaan yang ikhlas, diharapkan kita mampu mengasah pribadi-pribadi yang ada di PKPU sebagai pribadi yang unggul dalam menopang daya dukung serta kemajuan PKPU di masa yang akan datang. Dengan semangat pengabdian yang kuat, kita akan terus mendorong lembaga ini tumbuh secara baik. Saat yang sama, kita juga harus terus memupuk semangat pengabdian ini secara terus menerus. Kita harus yakin bahwa ketika kita mengabdi pada Allah Yang Maha Pengasih, maka pasti kita akan di kasih. Ketika kita meminta pada Allah Yang Maha Pemberi, kita pasti akan diberi oleh-Nya.

Dari uraian tadi, ketika kita baru saja akan memulai hal tersebut, ternyata Allah SWT menguji kita dengan sebuah busyro (kabar gembira). Allah memberikan peluang besar pada PKPU lewat perantaraan seorang calon donatur yang akan mempercayakan dananya sejumlah 250 juta US Dollar. Dan yang luar biasanya, ternyata calon donatur kita ini, mengaku telah mengamati PKPU selama 5 tahun. Ia dengan sejumlah aktivitas PKPU telah cukup yakin bahwa PKPU akan mampu menjaga amanah dan kepercayaan yang dibebankan padanya.

Ke depan sejumlah rencana sedang disiapkan, salah satu yang sedang disiapkan adalah pembangunan sebuah RS atau medical center yang mampu diakses dengan mudah oleh para dhua’afa yang membutuhkan. Walau pada awalnya kita secara organisasi kurang percaya bagaimana bisa mendapatkan angka 2,5 Triliun.

Mudah-mudahan ini semua menjadi bagian dari tanda-tanda bagaimana Allah pada akhirnya membalas kerja keras, kesungguhan serta kesabaran kita. Insyaallah dengan “sinergi-mengabdi”  yang kita bangun, Allah akan tingkatkan rasa persaudaraan diantara kita. Saat yang sama kita berdo’a pada Allah SWT, agar seiring semangat sinergi-mengabdi yang kita akan lakukan, Allah juga menghilangkan ghill di dada kita, sehingga seluruh himpunan potensi sumberdaya dan sumberdana kita mampu menjadi sebuah bangunan amal terbaik bagi kita semua. Dan di akhirat nanti, saat semua bersaksi di hadapan-Nya, mudah-mudahan makhluk dan benda ciptaan Alllah yang selama ini kita kelola di PKPU akan menjadi saksi yang meringankan, bahkan membantu kita menggapai kenikmatan surga-Nya. Amien.

(Tulisan ini ditulis oleh Nana Sudiana dari Pemaparan secara lisan Pa Agung Notowiguno (dirut PKPU) & Pa Wildhan Dewayana (Direktur Penghimpunan PKPU) di rangkaian acara Salam Pagi, Senin, 13 Desember 2010 di Ruang Salam Pagi Kantor PKPU Pusat di Condet, Jakarta Timur).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar